Selasa, 10 Februari 2015

Driver Acer Aspire

Acer Aspire E1-471 
Driver Acer Aspire E1-471 Windows 7 (32bit)

AHCIIntelSATA AHCI Driver11.0.0.10325.9 MB2012/04/18Download
AudioRealtekAudio Driver6.0.1.6581181.9 MB2012/04/18Download
CardReaderRealtekCard Reader Driver6.1.7601.2701510.6 MB2012/04/18Download
ChipsetIntelChipset Driver9.3.0.10182.8 MB2012/04/18Download
LanRealtekLAN Driver7.056.0316.20125.6 MB2012/04/18Download
MgmtEngineIntelME (Management Engine)Driver8.0.0.126239.7 MB2013/04/11Download
TouchPadALPSTouchpad Driver7.109.2020.20510.0 MB2012/04/18Download
TouchPadELANTECHTouchpad Driver11.6.2.1177.0 MB2012/08/31Download
TouchPadSynapticsTouchpad Driver15.3.41.5195.6 MB2012/04/18Download
USB 3.0IntelUSB 3.0 Driver1.0.0.1995.1 MB2012/04/18Download
VGAIntelVGA Driver9.17.10.2843112.2 MB2012/10/03Download
VGANVIDIAVGA Driver (PHYSX)9.11.111130.4 MB2012/04/18Download
Wireless LANAtherosWireless LAN Driver10.0.0.4245.3 MB2013/06/04Download
Wireless LANBroadcomWireless LAN Driver5.100.82.11224.7 MB2013/06/04Download
Wireless LANIntelWireless LAN Driver15.2.0.19367.7 MB2013/01/25Download
Driver Acer Aspire E1-471 Windows 7 (64bit)

AHCIIntelSATA AHCI Driver11.0.0.10325.9 MB2012/04/18Download
AudioRealtekAudio Driver6.0.1.6581181.9 MB2012/04/18Download
CardReaderRealtekCard Reader Driver6.1.7601.2701510.6 MB2012/04/18Download
ChipsetIntelChipset Driver9.3.0.10182.8 MB2012/04/18Download
LanRealtekLAN Driver7.056.0316.20125.6 MB2012/04/18Download
MgmtEngineIntelME (Management Engine)Driver8.0.0.126239.7 MB2013/04/11Download
TouchPadALPSTouchpad Driver7.109.2020.20510.0 MB2012/04/18Download
TouchPadELANTECHTouchpad Driver11.6.2.1177.0 MB2012/08/31Download
TouchPadSynapticsTouchpad Driver15.3.41.5195.6 MB2012/04/18Download
USB 3.0IntelUSB 3.0 Driver1.0.0.1995.1 MB2012/04/18Download
VGAIntelVGA Driver9.17.10.2843152.0 MB2012/10/02Download
VGANVIDIAVGA Driver9.18.13.0717236.4 MB2013/03/06Download
VGANVIDIAVGA Driver (PHYSX)9.11.111130.4 MB2012/04/18Download
Wireless LANAtherosWireless LAN Driver10.0.0.4245.3 MB2013/06/04Download
Wireless LANBroadcomWireless LAN Driver5.100.82.11224.7 MB2013/06/04Download
Wireless LANIntelWireless LAN Driver15.2.0.19367.7 MB2013/01/25Download
Driver Acer Aspire E1-471 Windows 8 (32bit)

CardReaderRealtekCard Reader Driver6.2.8400.2702817.2 MB2012/10/19Download
IRSTIntelIRST (Intel® Rapid Start Technology) Driver11.5.0.120711.2 MB2012/10/18Download
LanRealtekLAN Driver8.3.730.20125.6 MB2012/10/19Download
MgmtEngineIntelME (Management Engine)Driver8.1.0.125247.9 MB2012/10/18Download
TouchPadALPSTouchpad Driver8.100.2020.11215.6 MB2012/10/18Download
TouchPadELANTECHTouchpad Driver11.6.9.1180.4 MB2012/10/18Download
TouchPadSynapticsTouchpad Driver16.2.10.19128.5 MB2012/10/19Download
VGAIntelVGA Driver9.17.10.2828111.4 MB2012/10/18Download
Wireless LANAtherosWireless LAN Driver10.0.0.217224.1 MB2012/12/04Download
Driver Acer Aspire E1-471 Windows 8 (64bit)

AHCIIntelSATA AHCI Driver11.5.0.120711.2 MB2012/09/28Download
AudioRealtekAudio Driver6.0.1.6657239.5 MB2012/09/28Download
CardReaderRealtekCard Reader Driver6.2.8400.2702817.2 MB2012/09/28Download
ChipsetIntelChipset Driver9.3.0.10202.9 MB2012/09/28Download
LanRealtekLAN Driver8.003.0730.20125.6 MB2012/09/28Download
OthersDritekOther Drivers (RF Button)2.02.2000.0801197.1 KB2012/09/28Download
TouchPadELANTECHTouchpad Driver11.6.8.1181.1 MB2012/09/28Download
TouchPadSynapticsTouchpad Driver16.2.9.6120.1 MB2012/09/28Download
Turbo BoostIntelTurbo Boost Driver8.1.0.1263118.6 MB2012/09/28Download
VGAIntelVGA Driver9.17.10.2867137.1 MB2012/11/01Download
VGANVIDIAVGA Driver9.18.13.0717236.4 MB2013/03/06Download
Wireless LANAtherosWireless LAN Driver10.0.0.6745.1 MB2012/09/28Download
Wireless LANBroadcomWireless LAN Driver6.30.59.2034.5 MB2012/09/28Download
Wireless LANIntelWireless LAN Driver15.5.4.45146.1 MB2012/09/28Download

Senin, 09 Februari 2015

Apa Website/Blog yang Mobile Friendly Itu !

Istilah mobile friendly mengacu kepada beberapa hal yang mendukung kenyamanan akses via perangkat mobile dan tidak terbatas pada penyajian konten website/blog saja, tapi memang salah satunya mencakup penyajian konten website yang mendukung perangkat mobile (smartphone, tablet, dan jenis gadget lainnya).




keuntungan blog yang mobile friendly (buka-rahasia.blogspot.com)
Untuk merespon hal ini, ada 2 strategi pilihan yang biasa digunakan oleh website/blog:


1. Membuat desain dan versi halaman web khusus untuk akses melalui perangkat mobile, atau istilahnya menyediakan template/theme mobile version. Konsep ini menggunakan fitur deteksi otomatis apabila terdapat akses melalui mobile, sehingga kemudian (setelah terdeteksi) browser akan diredirect ke template/theme mobile version tersebut. Situs-situs berita besar paling lazim menggunakan versi ini dan menggunakan domain bercirikan akses mobile pada halaman versi mobile-nya (m.domain.com, mobile.domain.com, dll, ini tidak mutlak, cuma sebagai contoh saja), Facebook juga (m.facebook.com). Di beberapa platform, fitur ini juga ada, misalnya: di Blogger ada fitur mobile version lengkap dengan template bawaannya atau bisa dibuat custom-nya. Di WordPress (self-hosted) ada plugin versi mobile yang cukup populer, WP-touch

2. Menggunakan prinsip Responsive Web Design (RWD) untuk menciptakan template/desain halaman website yang bisa diadaptasi browser desktop dan mobile. Menurut prinsip ini, layout web/blog harus mampu menyesuaikan diri dengan lebar browser. Umumnya, desain responsif melibatkan dua hal: meta tag viewport (yang digunakan mobile version jg) dan CSS media queries (@mediascreen) untuk melakukan adaptasi itu. Pada beberapa desain responsive yang lebih canggih, diperlengkap lagi dengan berbagai hal, misalnya: digunakan HTML5 secara utuh atau penggunaan javascript/jquery untuk memperkaya kemampuan respon, menyembunyikan beberapa elemen, dan memberikan efek tertentu saat peralihan device. Template dengan prinsip RWD ini bisa diakses dengan baik oleh berbagai browser, baik untuk desktop maupun browser mobile berbagai ukuran dan resolusi.

Jadi, mobile friendly website adalah website yang mampu menyajikan konten bagi pengguna perangkat mobile dengan baik, dengan salah satu dari dua cara di atas, dan tidak terbatas pada kemampuan sebuah template untuk merespon perangkat mobile saja. 

Mana yang lebih baik? Tidak ada. Dua-duanya baik apabila diterapkan dengan tepat, dan buruk apabila salah penerapannya. Seperti yang sudah disampaikan di atas, website berita besar lebih memilih menggunakan 2 template berbeda: desktop version dan mobile version, untuk merespon akses dari dua jenis perangkat itu daripada menggunakan prinsip template responsif. Ini lantaran website berita cenderung memiliki berat file cukup tinggi (karena memiliki banyak sekali elemen). Jadi, jika diadaptasi menjadi atau mengganti dengan template/theme responsif, kemungkinan beratnya tetap akan tinggi. Meski sebenarnya bisa saja diatur sedemikian rupa agar beberapa elemen tidak ditampilkan ketika diakses melalui mobile, tapi ini masih dipandang kurang efektif. 

Tidak semua template responsif teruji dengan baik saat diakses via mobile, sebagaimana yang sudah saya singgung di post sebelumnya. Pada beberapa template Blogger khususnya, masih banyak yang cukup berat saat diakses via browser perangkat mobile. Maka tidak heran apabila sebagian pengguna Blogger lebih memilih menggunakan versi mobile daripada menggunakan template responsif dan mematikan fitur mobile version-nya.

Bagaimana cara mengetahui apakah sebuah website/blog mendukung konsep mobile friendly ini? Semua mungkin sudah tahu, Google belum lama ini merilis tool untuk cek apakah sebuah website mobile friendly:

Sabtu, 03 Januari 2015

Pendidikan Tempat Revolusi Mental

GAGASAN revolusi mental yang diluncurkan presiden terpilih Joko Widodo mendapat respons positif dari berbagai kalangan, baik dari teknokrat, agamawan, maupun para pendidik.
Ide revolusi mental bermula dari kegalauan yang dirasakan masyarakat di berbagai ruang kehidupan. Antara lain, di jalan-jalan kota besar dan kecil serta di ruang publik yang lain, termasuk media masa dan media sosial. Revolusi mental harus segera dilakukan. Mengingat, pertama, gagalnya rezim Orde Baru dalam melaksanakan pembangunan, yang belum menyentuh paradigma, mindset, atau budaya politik dalam rangka pembangunan bangsa (nation building).

Kedua, tradisi atau budaya yang tumbuh subur dan berkembang di alam represif Orde Baru masih berlangsung hingga sekarang, mulai korupsi, intoleransi terhadap perbedaan, dan sifat kerakusan hingga sifat ingin menang sendiri, kecenderungan menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah, pelecehan hukum, dan sifat oportunis. Semua itu masih berlangsung dan beberapa di antaranya bahkan makin merajalela di alam Indonesia yang terkenal ramah ini.
Meski sangat sederhana, konsep yang ditawarkan Joko Widodo itu didasari oleh pemikiran yang sangat fundamental, filosofis, dan empiris sehingga mampu menyentuh akar persoalan. Masalahnya, revolusi mental dimulai dari mana?

Revolusi mental dimulai dari pendidikan, mengingat peran pendidikan sangat strategis dalam membentuk mental anak bangsa. Pengembangan kebudayaan maupun karakter bangsa diwujudkan melalui ranah pendidikan. Pendidikan pengembangan karakter adalah sebuah proses berkelanjutan dan tidak pernah berakhir (never ending process). Selama sebuah bangsa ada dan ingin tetap eksis, pendidikan karakter harus menjadi bagian terpadu dari pendidikan alih generasi.
Implementasi pendidikan karakter tidak harus dikaitkan dengan anggaran. Dibutuhkan komitmen dan integritas para pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk secara sungguh-sungguh menerapkan nilai-nilai kehidupan di setiap pembelajaran. Pendidikan karakter tidak sekadar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi juga menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal mana yang baik. Dengan begitu, peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik (loving the good/moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action), dan biasa melakukan (psikomotor). Jadi, pendidikan karakter erat berkaitan dengan habit (kebiasaan) yang dipraktikkan dan dilakukan.
Anak-anak tidak membutuhkan kurikulum, tetapi kehidupan yang benar-benar mampu menghidupi mereka. Mereka belajar dari kehidupan nyata. Yang terjadi sekarang, banyak nilai atau ajaran yang sudah ada itu dikaburkan, ditutup-tutupi dengan kebohongan yang dikemas dalam sebuah ikon berupa iklan yang justru menyesatkan.

Thomas Lickona, dalam bukunya, Education for Character, menawarkan dua nilai utama pendidikan karakter yang berdasar atas hukum moral, yaitu sikap hormat dan bertanggung jawab. Nilai-nilai tersebut mewakili dasar moralitas utama yang berlaku secara universal. Sebab, itu memiliki tujuan dan merupakan nilai yang nyata bahwa terkandung nilai-nilai baik bagi semua orang, baik secara individu maupun sebagai bagian dari masyarakat.
Ada tiga hal pokok untuk memahami konsep rasa hormat. Pertama, penghormatan terhadap diri sendiri. Maksudnya, mengharuskan kita untuk memperlakukan apa yang ada pada hidup kita sebagai manusia yang memiliki nilai secara alami. Kedua, penghormatan terhadap orang lain, mengharuskan kita untuk memperlakukan semua orang, bahkan orang-orang yang kita benci, sebagai manusia yang memiliki nilai tinggi dan memiliki hak yang sama dengan kita sebagai individu. Ketiga, hormat terhadap lingkungan, sebuah kewajiban untuk melindungi alam dan lingkungan ketika kita hidup dari rapuhnya ekosistem dan segala kehidupan yang bergantung di dalamnya.
Sedangkan tanggung jawab merupakan suatu bentuk lanjutan dari rasa hormat. Jika menghormati orang lain, itu berarti kita menghargai mereka. Jika menghargai mereka, kita merasakan sebuah ukuran dari rasa tanggung jawab kita untuk menghormati kesejahteraan hidup mereka. Tanggung jawab secara literal ’’kemampuan untuk merespons atau menjawab’’. Artinya, tanggung jawab berorientasi terhadap orang lain, memberikan bentuk perhatian, dan secara aktif memberikan respons terhadap apa yang mereka inginkan. Tanggung jawab menekankan kepada kewajiban positif untuk saling melindungi.
Sikap hormat dan tanggung jawab adalah dua nilai moral dasar dalam membentuk mental anak yang harus diajarkan di sekolah. Tentunya masih banyak nilai lain, misalnya kejujuran, keadilan, toleransi, kebijaksanaan, disiplin diri, tolong-menolong, peduli terhadap sesama, keberanian, dan sikap demokratis. Namun, nilai-nilai khusus tersebut merupakan bentuk dari rasa hormat dan tanggung jawab atau sebagai media pendukung untuk bersikap hormat dan bertanggung jawab. Bagaimana strategi pengajaran tentang rasa hormat dan tanggung jawab? Bergantung kepada kebijaksanaan masing-masing sekolah. Semoga.


*) Wakil ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur, mengajar di Unika Darma Cendika Surabaya (bonaventura_suprapto@yahoo.com)

Pendidikan Karakter Bangsa dan Revolusi Mental

Pendidikan karakter menjadi sangat penting karena tiga hal; (1) secara makro, telah terjadi kemerosotan karakter bangsa ditandai oleh tingginya indeks korupsi, premanisme dan kekerasan.
(2) secara mikro dalam dunia pendidikan juga banyak kasus bullying, tawuran-antar pelajar, kelemahan sistim kurikulum dan proses pembelajaran yang tidak kondusif bagi pembentukan karakter bangsa.
(3) Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden terpilih sejak kampanye sudah menegaskan perlunya revolusi mental terkait tiga hal utama kedaulatan politik, kemandirian ekonomi dan kepribadian dalam budaya.
Pentingnya pendidikan karakter ini juga seperti kutipan dari Presiden Soekarno bahwa tidak ada pembangunan bangsa tanpa pembangunan karakter bangsa. Mahatma Gandhi juga mengatakan bahwa pendidikan tanpa karakter adalah satu dari tujuh ”dosa-dosa berat”  dari sebuah masyarakat (seven deadly sins of society). 
Istilah pendidikan karakter mulai dicetuskan akhir abad ke-18 oleh seorang pakar pendidikan dari Jerman yakni Friedrich Foerster (1869-1966) yang menandai pendidikan karakter dengan 4 ciri yakni;
(1) anak didik menghormati nilai dan normatif yang ada, (2) membangun rasa percaya diri sehingga anak didik tidak takut suasana baru, (3) adanya otonomi diri dimana anak didik menghayati dan mengamalkan aturan sampai kemudian terinternalisasi dalam dirinya, dan (4) keteguhan anak dalam mewujudkan apa yang dianggap baik dan penghormatan pada komitmen yang dipilihnya.
Dalam konteks Indonesia, Presiden pertama Soekarno merumuskan UU No. 4/1950 bahwa pendidikan harus sesuai dengan tujuan negara dan perlunya nation and character building karena masyarakat Indonesia mengalami kerusakan mental yang parah akibat penjajahan. Tahun 1965 Soekarno memutuskan Pancasila sebagai dasar Sistim Pendidikan Nasional dan menjadi pelajaran wajib dari Sekolah Dasar sampai Pergurutan Tinggai. Keputusan ini lalu dipertegas Presiden Soeharto di tahun 1967.
Tahun 1976 Pelajaran pancasila di ganti menjadi PMP (Pendidikan Moral Pancasila) dan tahun 1979 Presiden Soeharto menjadikan P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) sebagai program nasional. Tahun 1994 PMP diganti menjadi PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).
Tahun 2001, di tengah tuntutan reformasi untuk mereformasi Pancasila versi Orde Baru, PPKN di ganti hanya PKN (Pendidikan Kewarganegaraan). Di dunia Pendidikan sejak reformasi Pancasila justru terkesan di pinggirkan. Persepsi peserta didik terhadap pelajaran Pancasila dari SD sampai perguruan tinggi juga sangat tidak menggembirakan.
Sejak terpilih beberapa bulan lalu Jokowi-JK sudah menegaskan perlunya revolusi mental. Di bidang pendidikan, hal ini sinkron dengan Pendidikan Karakter yang belum lama digodok kemendikbud terkait pelaksanaan kurikulum 2013 (K-2013). K-2013 yang relatif pelaksanaannya kacau balau, tapi secara konseptual mengandung menekanan pada aspek tidak hanya kognitif, tapi juga afektif, motorik dan social-skill sehingga bila dilaksanakan dengan baik dan benar bisa mendorong pembentukan karakter di sekolah.
Pusat Kurikulum Kemendikbud telah menyusun strategi pendidikan karekter ini, yang melalui empat hal yakni pembelajaran (teaching), keteladanan (modelling), penguatan (reinforcing) dan pembiasaan (habituating). Nilai-nilai dalam pendidikan karakter diambil dari empat sumber utama yakni: agama, budaya, Pancasila dan tujuan pendidikan.
Kemendikbud juga telah menetapkan 18 nilai utama dalam pendidikan karakter yakni relijius, jujur, toleransi, disiplin, kerja-keras, mandiri, demokratis, ingin-tahu, semangat-kebangsaan, cinta-tanah-air, menghargai-prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta-damai, gemar-membaca, peduli-lingkungan, peduli-sosial, dan tanggung-jawab.
Di level sekolah guru akan menjadi ujung tombak pelaksanaan pendidikan karakter karena mereka yang langsung berinteraksi dengan anak didik. Guru sesuai asal katanya di gugu (dipercaya) dan di tiru (menjadi tauladan) memegang peranan penting. Sayangnya profil guru baik dari profesionalitas, kompetensi, kesejahteraan dan pemerataan guru antara kota dan desa masih belum baik. Hal ini harus segera di perbaiki kemendikbud di bawah menteri baru Anies Baswedan.
Selain itu disadari bahwa bagaimanapun pendidikan karakter ini haru dalam koridor revolusi mental yang sudah digagas Jokowi-JK. Oleh karena itu, pendidikan karakter akan saling terkait dengan aspek lainnya dalam kehidupan bernegara seperti agama, budaya, sosial, politik dan sebagainya. Oleh karena itu pendidikan karakter di sekolah saja tidak cukup. Porsi yang besar justru dari keluarga dan masyarakat. Pembentukan karakter mensyaratkan sistim politik yang sehat, penegakkan hukum yang adil, kesejahteraan masyarakat yang makin merata dan penghargaan masyarakat atas nilai, norma dan konsititusi yang sudah disepakati bersama. (SRT)


Suratno, Ketua Tanfidziyah PCI NU Jerman, dosen Universitas Paramadina Jakarta yang merupakan peserta Program ARFI 2014.


Artikel disampaikan dalam diskusi Komunitas-Reboan-Frankfurt (KRF), Rabu 5 Nopember 2014 bertempat di ruang serba-guna KJRI Frankfurt. Diskusi dihadiri sekitar 40-an peserta yang kebanyakan masyarakat Indonesia di Frankfurt serta mahasiswa Indonesia yang sedang studi disana dan para peserta Program ARFI-POSFI 2014 kerjasama Studi Asia Tenggara Universitas-Frankfurt dengan DIKTIS Kemenag RI.